Selasa, 10 Juni 2014
Topologi Jaringan
1.1
Topologi
Jaringan
Topologi jaringan adalah suatu aturan atau cara untuk
menghubungkan komputer yang satu dengan komputer yang lainnya sehingga
membentuk suatu jaringan. Topologi jaringan juga dapat didefinisikan sebagai
gambaran secara fisik dari pola hubungan antara komponen jaringan, yang
meliputi Server, Workstation, Hub, dan pengkabelannya.
Dalam
pemilihan topologi harus dipertembangkan pada beberapa faktor, hal ini akan
mempengaruhi kualitas, efektivitas dan efisiensi juga, faktor-faktor tersebut
diantaranya sebagai berikut : biaya, kecepatan, lingkungan,
ukuran, dan konektivitas.
Topologi jaringan sendiri terbagi menjadi dua yaitu: Physical dan Logical.
Physical.
Merupakan gambaran fisik dari hubungan antara perangkat (komputer, server, hub,
switch, dan kabel jaringan) yang membentuk suatu pola khusus
Logical.
Merupakan gambaran bagaimana suatu perangkat dapatberkomunikasi dengan
perangkat lainnya.
Berikut
jenis-jenis topologi jaringan sebagai berikut : topolgi bus, topologi star,
topologi ring, dan topologi mesh.
Pada
topologi Bus semua komputer dihubungkan secara langsung pada media transmisi
dengan konfigurasi yang disebut Bus. Kebel untuk menghubungkan jaringan ini
biasanya menggunakan kebel koaksial. Setiap Server dan Workstation yang
disambungkan pada Bus menggunakan konektor T (T-Connector). Pada kedua ujung
kabel harus diberi Terminator berupa Resistor yang memiliki resistansi khusus
sebesar 50 Ohm yang berwujud sebuah konektor, bila resistansi dibawah maupun
diatas 50 Ohm, maka Server tidak akan bisa bekerja secara maksimal dalam
melayani jaringan, sehingga akses User atau Client menjadi menurun. Sekarang
ini, topologi bus sering digunakan backbone (jalur utama), dengan menggunakan
kabel Fiber Optik sebagai media transmisi.
Keunggulan
topologi Bus sebagai berikut : penggunaan
kabel sedikit, sehingga terlihat sederhana dan hemat biaya, dan pengembangan
menjadi mudah.
Kelemahan
topologi Bus sebagai berikut : jaringan
akan terganggu bila salah satu komputer rusak, jika tingkat traffic tinggi
dapat menyebabkan kemacetan, membutuhkan Repeater untuk jarak jaringan yang
terlalu jauh (jika menggunakan kabel coaxial), bila terjadi gangguan yang
terlalu serius, maka proses pengiriman data menjadi lambat karena lalu lintas
jaringan penuh dan padat akibat tidak ada pengontrol User, dan deteksi
kesalahan sangat kecil, sehingga bila terjadi gangguan maka sulit sekali
mencari kesalahan tersebut.
Pada
Topologi jaringan Star, setiap Workstation dihubungkan dengan menggunakan alat
penghubung terpusat atau yang disebut dengan konsentrator. Masing – masing
Workstation tidak saling berhubungan. Jadi setiap Workstation yang terhubung ke
konsentrator tidak akan dapat berinteraksi atau berkomunikasi sebelum
konsentrator dihidupkan. Bila Konsentrator dimatikan, maka seluruh koneksi
jaringan akan terputus. Bila dibandingkan dengan sistem topologi jaringan Bus,
sistem ini mempunyai tingkat kerumitan jaringan yang lebih sederhana, hanya
saja pada sistem ini membutuhkan konsentrator.
Pada
topologi ini beban yang dipikul oleh konsentrator cukup berat, dengan demikian
tingkat kerusakan atau gangguan dari sentral ini lebih besar. Hubungan antar
Workstation akan dilakukan melalui peralatan yang disebut konsentrator,
sehingga setiap Workstation dihubungkan dengan kabel jaringan ke konsentrator.
Jadi, tidak ada hubungan kabel antar Workstation. Pada topologi Star,
penambahan Workstation tidak akan mengganggu sistem yang sedang bekerja, tinggal
menambah kabel dari Workstation ke konsentrator. Begitu pula jika salah satu
Workstation kabelnya terputus atau terjadi kerusakan, maka tidak akan
mengganggu Workstation lain yang sedang bekerja. Yang bertindak sebagai
konsentrator dalah Hub dan Switch.
Keunggulan
topologi Star sebagai berikut : fleksibel
dalam hal pemasangan jaringan baru, tanpa mempengaruhi jaringan yang sudah ada
sebelumnya, dan bila salah satu kabel koneksi User putus, maka hanya
komputer User yang bersangkutan saja yang tidak berfungsi dan tidak
mempengaruhi User yang lain (keseluruhan hubungan jaringan masih tetap
bekerja).
Kelemahan
topologi Star sebagai berikut : boros
dalam pemakaian kabel, jika dihubungkan dengan jaringan yang lebih besar dan
luas, dan bila pengiriman data secara bersamaan waktunya, dapat terjadi
Collision.
Untuk
membentuk jaringan cincin, setiap sentral harus dihubungkan seri satu dengan
yang lain dan hubungan ini akan membentuk Loop tertutup. Dalam sistem ini
setiap sentral harus dirancang agar dapat berinteraksi dengan sentral yang
berdekatan maupun berjauhan. Dengan demikian topologi ini memiliki kemampuan
melakukan Switching ke berbagai arah Workstation. Keuntungan dari topologi
jaringan ini antara lain adalah tingkat kerumitan jaringan rendah (sederhana).
Topologi ini sering digunakan untuk jaringan yang luas pada satu kota dengan
menggunakan media transmisi kabel fiber optik, misalnya untuk menghubungkan
beberapa ISP pusat dan cabang dalam satu kota.
Keunggulan topologi Ring sebagai berikut : hemat kabel, dan untuk membangun jaringan dengan topologi ini lebih murah bila dibandingkan dengan topologi Star.
Keunggulan topologi Ring sebagai berikut : hemat kabel, dan untuk membangun jaringan dengan topologi ini lebih murah bila dibandingkan dengan topologi Star.
Kelemahan topologi Ring sebagai berikut : sangat peka terhadap kesalahan jaringan, sukar untuk mengembangkan jaringan, sehingga jaringan tersebut nampak menjadi kaku, dan biaya pemasangan lebih besar.
Topologi Tree atau juga disebut sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan susunan yang berbeda. Topologi Tree merupakan pengembangan dari topologi Star. Pada topologi Tree setiap tingkai atau Node akan dihubungakan pada pusat atau konsentrator (Hub atau Switch) yang berada pada awal Trafic rangkaian
Pada
dasarnya, topologi Tree merupakan gabungan dari beberapa topologi Star,
sehingga keunggulan dan kelemahan dalam topologi ini hampir sama dengan
topologi Star.
Keunggulan
topologi Tree: mudah dalam pengembangan
jaringan, mudah dalam mendeteksi kerusakan, dan jika salah satu kabel sub-Node,
maka sub-Node yang lain tidak akan terganggu.
Kelemahan
topologi Tree sebagai berikut : jika salah
satu konsentrator atau sentral Node mengalami kerusakan, maka sub-Node yang ada
dibawahnya akan terganggu.
Topologi
Mesh merupakan topologi yang dibangun dengan memasang Link diantara semua Node.
Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh atau
Fully-Connected Mesh, yaitu sebuah jaringan dimana setiap Node terhubung
langsung ke semua Node yang lain. Jumlah saluran atau Link yang harus
disediakan untuk membentuk jaringan topologi Mesh adalah jumlah Node (Station)
dikurang 1 (n-1, n = Jumlah Node). Misal, jika semua Node dalam jaringan
terdapat 5 Node, maka setiap Node harus me-Link (menyambung) ke 4 Node lainnya.
Topologi
Mesh biasanya digunakan pada ISP (Internet Service Provider) untuk memastikan
bila terjadi kerusakan pada salah satu sistem komputer maka tidak akan
mengganggu hubungan jaringan dengan sistem komputer lain dalam jaringan.
Keunggulan
topologi Mesh sebagai berikut : memiliki
tingkat Redundancy yang tinggi, sehingga jika terdapat satu Link yang rusak
maka suatu Node (Station) dapat mencari Link yang lainnya.
Kelemahan
topologi Mesh sebagai berikut : membutuhkan
biaya yang cukup besar, karena membutuhkan banyak kabel, setiap Node harus
dipasang LAN Card sebanyak n-1 (n=Jumlah Node), dan jaringan ini tidak praktis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar